MUDAHNYA
BELAJAR AL-QUR`AN
( M. Syamsul Hadi, SQ.)
Allah
yang menciptakan manusia telah mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi
fasilitas agar mereka dapat menjalani hidup di dunia ini dengan baik. Diantara fasilitas atau sarana yang akan
mempermudah hidup manusia adalah Al-Qur`an. Didalamnya terkandung petunjuk atau
panduan yang akan membawa manusia pada kemudahan
dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Namun
demikian tujuan utama diturunkannya Al-Qur`an bukan hanya untuk dipahami
kemudian dijalankan saja, tapi juga agar ia menjadi bahan bacaan secara verbal
(dengan bersuara) yang rutin dilakukan sehari-hari walaupun tanpa pemahaman
makna. Karena itu tentu Allah telah
mempersiapkan bahwa Al-Qur`an itu sesuatu yang bisa dan bahkan mudah untuk
dipelajari oleh manusia termasuk mempelajari dari segi bagaiman cara
membacanya yang benar.
Allah Yang
Mempermudah.
Allah
memberi jaminan bahwa Al-Qur`an memang
mudah untuk dipelajari oleh siapapun meskipun bukan orang arab. Allah berfirman
:
“Sesungguhnya
telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil
pelajaran?” (Al-Qamar: 17)
Dari segi
redaksional ayat di atas dapat kita perhatikan beberapa hal :
a.
Diawali
dengan dua huruf (lafazh) yang menunjukkan kesungguhan yaitu LA dan QOD yang artinya ‘sungguh, sesungguhnya,
benar-benar’.
b.
Lafazh
‘YASSARNAA’ artinya ‘Kami mudahkan’, Kami di sini maksudnya adalah Allah.
Maksudnya yang mempermudah orang belajar Al-Qur`an adalah Allah, bukan manusia.
Kalau Allah yang berbuat pasti tidak akan pernah gagal dalam mempermudah
Al-Qur`an ketika dipelajari.
c.
Kata
kerja ‘Kami mudahkan’ menggunakan kata kerja lampau (sudah terjadi) yang
disebut dengan fi’il madhi. Ketika Qur`an menyebutkan sesuatu yang akan terjadi
tapi disebutkan dengan kata kerja lampau biasanya menunjukkan hal itu pasti
akan terjadi. Ayat di atas sudah turun sejak berabad-abad yang lampau,
sementara akan terus ada orang yang belajar Al-Qur`an sampai nanti di akhir
zaman. Artinya orang –orang yang belajar Al-Qur`an sampai nanti akan senantiasa
mendapat kemudahan.
d.
Ayat
itu diakhiri dengan kalimat tanya ‘HAL’ (artinya: apakah / adakah) bukan dalam
makna Allah bertanya karena tidak tahu, tapi kalimat tanya dalam makna Allah
meyakinkan bahwa memang benar Allah akan mempermudah belajar Qur`an.
e.
Kalimat
tanya ‘apakah/adakah’ (HAL) diawali dengan ‘FA’ yang artinya ‘maka’, yang
diantaranya mengandung makna ‘segera
atau tidak ditunda-tunda’. Artinya kemudahan belajar Al-Qur`an akan segera
didapatkan sesuai dengan waktu dan tahapannya.
f.
Ayat yang menunjukkan kemudahan belajar Qur`an di atas diulang 4 X dalam
satu surat Al-Qamar yaitu ayat 17, 22, 32 dan 40.
Dari
segi makna ayat di atas dapat dipahami bahwa :
a.
Allah
sudah membuat Al-Qur`an ini sebagai kitab yang mudah dipelajari, tinggal
manusia selanjutnya yang harus menjemput kemudahan itu dengan usaha maksimal.
Allah memberi penawaran dan mempersilahkan kepada siapa saja untuk mengambil
kemudahan
dari Allah.
b.
Siapa
saja yang mau berusaha untuk belajar Al-Qur`an dengan maksimal, meskipun awalnya menghadapi kesulitan, maka Allah pasti nanti akan memberi
kemudahan.
Dengan demikian maka surat Al-Qamar: 17-22-32-40 di atas baik dari segi redaksi maupun makna menunjukkan bahwa
Al-Qur`an itu mudah untuk dipelajari termasuk dari segi belajar membacanya dengan
benar.
Bentuk Kemudahan .
Ada beberapa hal yang membuat kemudahan belajar Al-Qur`an menjadi terwujud, yang sekaligus sebagai bukti kebenaran Surat
Al-Qamar di atas, yaitu :
1.
Segi
kata, kalimat dan tulisan :
a.
Kalimat
Al-Qur`an bersifat tetap meskipun waktu terus berlalu dan permasalahan manusia
terus berkembang. Kalimat Al-Qur`an tidak akan bertambah, berkurang atau
mengalami perubahan. Hal ini sudah diyakini oleh semua umat islam secara
mutawatir. Berbeda halnya dengan kitab-kitab agama lain yang dari waktu ke
waktu mengalami perubahan seperti taurat dan injil. Bahkan taurat atau injil
yang satu dengan yang lain juga berbeda –beda. Begitu juga kitab-kitab hadits, fiqih, tauhid, dan
lain-lainnya juga terbuka kemungkinan berbeda satu dengan lainnya atau
mengalami perubahan.
b.
Dari
segi bacaan, Al-Qur`an dari manapun diterbitkan, pasti sama bacaannya antara
satu dengan yang lainnya meskipun berbeda wilayah kenegaraannya. Kalaupun ada
perbedaan antara satu negara dengan yang lainnya itu tidak keluar dari salah
satu qira`ah sab’ah ( 7 ) atau asyrah ( 10 ).
c.
Dari
segi penulisan, semua Qur`an sama karena harus mengikuti pola penulisan Mushaf
Utsmani yang dapat dipelajari atau diketahui dengan ilmu Rasmul Utsmani.
Kalaupun ada perbedaannya hanya dalam bentuk harokat, tanda baca, atau yang
lainnya, bukan pada goresan huruf.
d.
Tulisan
ayat-ayat Al-Qur`an di zaman Rasulullah masih sangat sederhana, yakni hanya
berupa tulisan goresan bentuk huruf saja. Dengan demikian huruf BA` akan sama
dengan TA` dan TSA`, bahkan jika menjadi awalan dan sisipan akan sama juga
dengan huruf NUN dan YA`. Bandingkan dengan zaman sekarang, tulisan sudah
dilengkap dengan titik, harokat A-I-U, sukun dan tasydid. Hal ini semakin
mempermudah untuk mempelajari Al-Qur`an.
e.
Dari
segi kosa kata, banyak sekali pengulangan kata bahkan pengulangan aklimat dalam Al-Qur`an. Hal ini misalnya dalam surat Ar-Rahman ada
pengulangan kaliman’fabi ayyi aalaa`i robbikumaa tukadzdzibaan’ sebanyak
22 X. Surat An-Naas semua ayatnya diakhiri dengan suku kata ‘naas’. Di
samping itu banyak kata yang tidak akan berubah bentuknya di manapun posisinya,
berkedudukan apapun dalam susunan kalimatnya dan berhadapan dengan huruf atau
kata apapun, yang dalam bahasa arab disebut dengan mabny. Contoh dari kalimat
mabni adalah haadzaa (ini), tilka (itu), alladzii (yang), ‘iisaa (nabi Isa),
dan lain-lain. Kalimat-kalimat ini tidak ada yang berubah menjadi haadzuu,
tilku, alladzaa, ‘iisii.
2.
Segi
fisik mushhaf Al-Qur`an:
Pada masa Rasulullah, Al-Qur`an
masih ditulis dalam media pelepah kurma, tulang, lempengan batu, kulit binatang
dan sebagainya. Itupun jumlahnya masih sangat terbatas karena belum ada alat
atau mesin pengganda. Sedangkan di zaman sekarang kondisi fisik Al-Qur`an sudah
sangat rapih dalam jilidan dengan berbagai ukuran. Qur`an
mudah di dapat, mudah dibawa ke mana-mana, bahkan secara artistik sangat
menarik untuk dilihat. Apalagi sekarang dalam satu mushaf ada yang ditambahkan
terjemahan, sababun nuzul, keterangan tajwidnya, hadis yang berkaitan, dan
lain-lain. Hal ini terus akan menambah kemudahan siapapun untuk belajar
Al-Qur`an.
3.
Segi
media atau sarana pembantu:
Seiring dengan perkembangan kemajuan tehnologi dan semakin
meningkatnya kreatifitas manusia, akan selalu muncul media-media baru yang
dapat membantu pembelajaran Al-Qur`an hingga lebih mudah. Media yang dimaksud
seperti VCD, kaset, Qur`an digital, software qur`an, buku-buku panduan membaca,
kartu-kartu hijaiyah (untuk anak-anak), puzzle, e-pen (sejening polpen yang
dapat mengeluarkan suara murottal jika disentuhkan ke tulisa ayat), dan
sebagainya.
4.
Segi
metode pengajaran :
Banyaknya metode pengajaran Al-Qur`an yang terus bermunculan
semakin memberi kemudahan bagi pelajar Al-Qur`an untuk memilih alternatif mana
cara yang lebih mudah bagi masing-masing orang. Bisa jadi si A lebih mudah
mengikuti metode yang ini, sedangkan si B lebih mudah mengikuti metode yang
itu. Namun demikian sebenarnya setiap metode mempunyai keunggulan dibanding
dengan yang lain dalam segi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya,
bahkan hal ini bisa saling melengkapi hingga semakin sempurna. Diantara metode
yang ada adalah al-bagdadi (turutan), Iqra`, Qira`ati, Al-Barqi, A BA TA Tsa, Utsmani,
An-Nur dan lain-lain.
5.
Segi
tenaga pengajar dan tempat belajar:
Kita atau anak-anak kita bisa belajar Al-Qur`an di mana saja dan
kepada siapa karena biasanya di mana ada masjid atau musholla maka di situ ada
program kegiatan belajar Qur`an atau TPA. Bahkan sekolah-sekolah islam dari TK
sampai SMU yang hadir di tengah-tengah lingkungan perumahan juga turun
menawarkan (menyiapkan) bidang studi khusus
yaitu pelajaran Iqra` atau tahsin. Di luar lembaga pendidikan formal, juga
terdapat ratusan pondok pesantren di Indonesia yang biasanya justru menjadi
pelajaran Al-Qur`an sebagai pelajaran dasar
sebelum para santri belajar kitab-kitab berbahasa Arab. Dan tidak
ketinggalan juga hadir di tengah-tengah kita lembaga-lembaga yang menawarkan
program kursus Membaca Al-Qur`an seperti ma’had-ma’had yang bisa diikuti oleh
para pegawai atau karyawan yang hanya punya sedikit waktu untuk belajar Qur`an
di luar hari/ jam kerja.
Inilah beberapa keadaan yang dapat menunjang adanya kemudahan
belajar Al-Qur`an. Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kesungguhan,
keistiqomahan dan kesabaran kita dalam belajar Al-Qur`an inilah yang akan
membuat kita mudah mempelajarinya dengan hasil maksimal, tentunya dengan izin
Allah.
Kewajiban kita hanya berusaha sesuai prosedur belajar Al-Qur`an
dengan benar sesuai arahan guru. Selanjutnya menjadi
kewenangan Allah yang akan membuat kita menguasai (mampu ) membaca Al-Qur`an
dengan benar. Allah berfirman :
“Janganlah kamu (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al
Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan
Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.”
(Al-Qiyamah: 16-17)