Monday, April 29, 2013

MUDAHNYA BELAJAR AL-QUR`AN



MUDAHNYA BELAJAR AL-QUR`AN
( M. Syamsul Hadi, SQ.)

Allah yang menciptakan manusia telah mempersiapkan segala sesuatu yang menjadi fasilitas agar mereka dapat menjalani hidup di dunia ini dengan baik.  Diantara fasilitas atau sarana yang akan mempermudah hidup manusia adalah Al-Qur`an. Didalamnya terkandung petunjuk atau panduan yang akan membawa manusia pada kemudahan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Namun demikian tujuan utama diturunkannya Al-Qur`an bukan hanya untuk dipahami kemudian dijalankan saja, tapi juga agar ia menjadi bahan bacaan secara verbal (dengan bersuara) yang rutin dilakukan sehari-hari walaupun tanpa pemahaman makna.  Karena itu tentu Allah telah mempersiapkan bahwa Al-Qur`an itu sesuatu yang bisa dan bahkan mudah untuk dipelajari oleh manusia termasuk mempelajari dari segi bagaiman cara membacanya  yang benar.
Allah Yang Mempermudah.
Allah memberi  jaminan bahwa Al-Qur`an memang mudah untuk dipelajari oleh siapapun meskipun bukan orang arab. Allah berfirman :
Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Al-Qamar: 17)
Dari segi redaksional ayat di atas dapat kita perhatikan beberapa hal :
a.       Diawali dengan dua huruf (lafazh) yang menunjukkan kesungguhan yaitu LA dan QOD   yang artinya ‘sungguh, sesungguhnya, benar-benar’.
b.      Lafazh ‘YASSARNAA’ artinya ‘Kami mudahkan’, Kami di sini maksudnya adalah Allah. Maksudnya yang mempermudah orang belajar Al-Qur`an adalah Allah, bukan manusia. Kalau Allah yang berbuat pasti tidak akan pernah gagal dalam mempermudah Al-Qur`an ketika dipelajari.
c.       Kata kerja ‘Kami mudahkan’ menggunakan kata kerja lampau (sudah terjadi) yang disebut dengan fi’il madhi. Ketika Qur`an menyebutkan sesuatu yang akan terjadi tapi disebutkan dengan kata kerja lampau biasanya menunjukkan hal itu pasti akan terjadi. Ayat di atas sudah turun sejak berabad-abad yang lampau, sementara akan terus ada orang yang belajar Al-Qur`an sampai nanti di akhir zaman. Artinya orang –orang yang belajar Al-Qur`an sampai nanti akan senantiasa mendapat kemudahan.
d.      Ayat itu diakhiri dengan kalimat tanya ‘HAL’ (artinya: apakah / adakah) bukan dalam makna Allah bertanya karena tidak tahu, tapi kalimat tanya dalam makna Allah meyakinkan bahwa memang benar Allah akan mempermudah belajar Qur`an.
e.       Kalimat tanya ‘apakah/adakah’ (HAL) diawali dengan ‘FA’ yang artinya ‘maka’, yang diantaranya  mengandung makna ‘segera atau tidak ditunda-tunda’. Artinya kemudahan belajar Al-Qur`an akan segera didapatkan sesuai dengan waktu dan tahapannya.
f.       Ayat yang menunjukkan kemudahan belajar Qur`an di atas diulang 4 X dalam satu surat Al-Qamar yaitu ayat 17, 22, 32 dan 40.
Dari segi makna ayat di atas dapat dipahami bahwa :
a.       Allah sudah membuat Al-Qur`an ini sebagai kitab yang mudah dipelajari, tinggal manusia selanjutnya yang harus menjemput kemudahan itu dengan usaha maksimal. Allah memberi penawaran dan mempersilahkan kepada siapa saja untuk mengambil kemudahan dari Allah.
b.      Siapa saja yang mau berusaha untuk belajar Al-Qur`an dengan maksimal, meskipun awalnya menghadapi kesulitan, maka Allah pasti nanti akan memberi kemudahan.
Dengan demikian maka surat Al-Qamar: 17-22-32-40 di atas baik dari segi redaksi maupun makna menunjukkan bahwa Al-Qur`an itu mudah untuk dipelajari termasuk dari segi belajar membacanya dengan benar.
Bentuk Kemudahan .
Ada beberapa hal yang membuat kemudahan belajar Al-Qur`an menjadi terwujud, yang sekaligus sebagai bukti kebenaran Surat Al-Qamar di atas, yaitu :
1.    Segi kata, kalimat dan tulisan :
a.       Kalimat Al-Qur`an bersifat tetap meskipun waktu terus berlalu dan permasalahan manusia terus berkembang. Kalimat Al-Qur`an tidak akan bertambah, berkurang atau mengalami perubahan. Hal ini sudah diyakini oleh semua umat islam secara mutawatir. Berbeda halnya dengan kitab-kitab agama lain yang dari waktu ke waktu mengalami perubahan seperti taurat dan injil. Bahkan taurat atau injil yang satu dengan yang lain juga berbeda –beda. Begitu juga kitab-kitab hadits, fiqih, tauhid, dan lain-lainnya juga terbuka kemungkinan berbeda satu dengan lainnya atau mengalami perubahan.
b.      Dari segi bacaan, Al-Qur`an dari manapun diterbitkan, pasti sama bacaannya antara satu dengan yang lainnya meskipun berbeda wilayah kenegaraannya. Kalaupun ada perbedaan antara satu negara dengan yang lainnya itu tidak keluar dari salah satu qira`ah sab’ah ( 7 ) atau asyrah ( 10 ).
c.       Dari segi penulisan, semua Qur`an sama karena harus mengikuti pola penulisan Mushaf Utsmani yang dapat dipelajari atau diketahui dengan ilmu Rasmul Utsmani. Kalaupun ada perbedaannya hanya dalam bentuk harokat, tanda baca, atau yang lainnya, bukan pada goresan huruf.
d.      Tulisan ayat-ayat Al-Qur`an di zaman Rasulullah masih sangat sederhana, yakni hanya berupa tulisan goresan bentuk huruf saja. Dengan demikian huruf BA` akan sama dengan TA` dan TSA`, bahkan jika menjadi awalan dan sisipan akan sama juga dengan huruf NUN dan YA`. Bandingkan dengan zaman sekarang, tulisan sudah dilengkap dengan titik, harokat A-I-U, sukun dan tasydid. Hal ini semakin mempermudah untuk mempelajari Al-Qur`an.
e.       Dari segi kosa kata, banyak sekali pengulangan kata bahkan pengulangan aklimat dalam Al-Qur`an. Hal ini misalnya dalam surat Ar-Rahman ada pengulangan kaliman’fabi ayyi aalaa`i robbikumaa tukadzdzibaan’ sebanyak 22 X. Surat An-Naas semua ayatnya diakhiri dengan suku kata ‘naas’. Di samping itu banyak kata yang tidak akan berubah bentuknya di manapun posisinya, berkedudukan apapun dalam susunan kalimatnya dan berhadapan dengan huruf atau kata apapun, yang dalam bahasa arab disebut dengan mabny. Contoh dari kalimat mabni adalah haadzaa (ini), tilka (itu), alladzii (yang), ‘iisaa (nabi Isa), dan lain-lain. Kalimat-kalimat ini tidak ada yang berubah menjadi haadzuu, tilku, alladzaa, ‘iisii.    
2.    Segi fisik mushhaf Al-Qur`an:
Pada masa Rasulullah, Al-Qur`an masih ditulis dalam media pelepah kurma, tulang, lempengan batu, kulit binatang dan sebagainya. Itupun jumlahnya masih sangat terbatas karena belum ada alat atau mesin pengganda. Sedangkan di zaman sekarang kondisi fisik Al-Qur`an sudah sangat rapih dalam jilidan dengan berbagai ukuran. Qur`an mudah di dapat, mudah dibawa ke mana-mana, bahkan secara artistik sangat menarik untuk dilihat. Apalagi sekarang dalam satu mushaf ada yang ditambahkan terjemahan, sababun nuzul, keterangan tajwidnya, hadis yang berkaitan, dan lain-lain. Hal ini terus akan menambah kemudahan siapapun untuk belajar Al-Qur`an.
3.    Segi media atau sarana pembantu:
Seiring dengan perkembangan kemajuan tehnologi dan semakin meningkatnya kreatifitas manusia, akan selalu muncul media-media baru yang dapat membantu pembelajaran Al-Qur`an hingga lebih mudah. Media yang dimaksud seperti VCD, kaset, Qur`an digital, software qur`an, buku-buku panduan membaca, kartu-kartu hijaiyah (untuk anak-anak), puzzle, e-pen (sejening polpen yang dapat mengeluarkan suara murottal jika disentuhkan ke tulisa ayat), dan sebagainya.
4.    Segi metode pengajaran :
Banyaknya metode pengajaran Al-Qur`an yang terus bermunculan semakin memberi kemudahan bagi pelajar Al-Qur`an untuk memilih alternatif mana cara yang lebih mudah bagi masing-masing orang. Bisa jadi si A lebih mudah mengikuti metode yang ini, sedangkan si B lebih mudah mengikuti metode yang itu. Namun demikian sebenarnya setiap metode mempunyai keunggulan dibanding dengan yang lain dalam segi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, bahkan hal ini bisa saling melengkapi hingga semakin sempurna. Diantara metode yang ada adalah al-bagdadi (turutan), Iqra`, Qira`ati, Al-Barqi, A BA TA Tsa, Utsmani, An-Nur dan lain-lain.
5.    Segi tenaga pengajar dan tempat belajar:
Kita atau anak-anak kita bisa belajar Al-Qur`an di mana saja dan kepada siapa karena biasanya di mana ada masjid atau musholla maka di situ ada program kegiatan belajar Qur`an atau TPA. Bahkan sekolah-sekolah islam dari TK sampai SMU yang hadir di tengah-tengah lingkungan perumahan juga turun menawarkan (menyiapkan) bidang studi khusus yaitu pelajaran Iqra` atau tahsin. Di luar lembaga pendidikan formal, juga terdapat ratusan pondok pesantren di Indonesia yang biasanya justru menjadi pelajaran Al-Qur`an sebagai pelajaran dasar  sebelum para santri belajar kitab-kitab berbahasa Arab. Dan tidak ketinggalan juga hadir di tengah-tengah kita lembaga-lembaga yang menawarkan program kursus Membaca Al-Qur`an seperti ma’had-ma’had yang bisa diikuti oleh para pegawai atau karyawan yang hanya punya sedikit waktu untuk belajar Qur`an di luar hari/ jam kerja.
Inilah beberapa keadaan yang dapat menunjang adanya kemudahan belajar Al-Qur`an. Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kesungguhan, keistiqomahan dan kesabaran kita dalam belajar Al-Qur`an inilah yang akan membuat kita mudah mempelajarinya dengan hasil maksimal, tentunya dengan izin Allah.
Kewajiban kita hanya berusaha sesuai prosedur belajar Al-Qur`an dengan benar sesuai arahan guru. Selanjutnya menjadi kewenangan Allah yang akan membuat kita menguasai (mampu ) membaca Al-Qur`an dengan benar. Allah berfirman :
Janganlah kamu (Muhammad) gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.” (Al-Qiyamah: 16-17)



Kuliah Tahsin Al_mimbar